Hari Natal

(Penerjemah: Anickme)


241244

Ini Malam Natal, dan Panti Asuhan Grace Field dihiasi dengan pepohonan dan karangan bunga berwarna cerah. Dalam kehangatan ruang bermain, setiap anak hampir tidak bisa menahan kegembiraan mereka.

"Aku penasaran apa yang dibawa Santa pada kita tahun ini?" Emma yang berusia sepuluh tahun bergumam bahagia saat dia membaca buku bergambar tentang Sinterklas kepada Phil dan Conny.

"Aku ingin kereta!"

"Kalau aku, um... apa pun tidak masalah!" Kata Connie sambil tertawa kecil. "Bagaimana denganmu, Emma?"

Emma mengepalkan tangannya sebelum menjawab pertanyaan adik perempuannya. "Aku tidak peduli dengan hadiahnya, aku hanya ingin bertemu Santa tahun ini!!"

Norman tertawa lebar di dekatnya. "Kau mengatakan hal yang sama tahun lalu."

"Sebenarnya, kau sudah mengatakan itu sejak berumur lima tahun," Ray menambahkan tanpa mengalihkan pandangannya dari bukunya.

Emma berbalik ke arah keduanya. "Tunggu, benarkah?!"

Dia kembali menatap buku bergambar, semakin tidak sabar. "Aku benar-benar berharap bisa bertemu dengannya. Aku ingin mengucapkan terima kasih secara langsung padanya..."

"Aku juga ingin bertemu Santa!"

"Aku juga. Aku ingin memberinya hadiah."

Kata-kata Phil dan Conny mendorong Emma untuk mengangguk kuat dan berdiri, merasa bersemangat kembali.

"Baiklah kalau begitu, ayo kita pergi mengunjungi Santa bersama begitu kita meninggalkan Panti Asuhan!"

Mendengar pernyataan Emma, adik-adiknya bersorak setuju.

"Hah? Kau akan menemuinya secara langsung?!”

Tetapi Emma memiliki jawaban yang tidak menjawab penolakan Ray.

"Kau ikut dengan kami, Ray!"

"Aku tidak ikut. Di sana terlalu dingin."

"Ayolahhhh! Ikutlah dengan kami!"

Obrolan mereka membuat Norman menghela nafas. "Oh, Emma. Kau tidak pernah berubah."

Sebenarnya, dia tidak hanya pergi ke tempat tidur dan menunggu dengan tenang sampai Santa Claus tiba. Entah bengkel Santa hanyalah fantasi atau tidak, Emma adalah seseorang yang pasti bisa menemukannya.

"Hei, salju turun!" Teriak Don saat dia masuk ke ruang bermain dan menunjuk ke jendela.

"Wow! Benarkah?!"

Berkerumun di balik jendela, anak-anak melihat serpihan salju kecil turun dari langit kelabu.

"Apa besok masih ada?"

"Aku ingin membuat manusia salju!"

Sementara itu, Emma membayangkan sebuah taman yang diselimuti warna putih—karena seperti itulah bayangan bengkel Santa yang ada di pikirannya.
full-width